Jakarta, Pelanginews
Juara bertahan Italia akan berhadapan dengan Swiss di Stadion Olimpiade, Belin, pada Sabtu 29 Juni, pukul 23.00 WIBo mengawali babak 16 besar Euro 2024.
Gli Azzurri julukan tim Italia bertekad memenangkan laga karena ingin menembus babak perempatfinal.
Timnas Italia lolos 16 besar usai menjadi runner-up Grup B. Jorginho cs total meraih empat poin dari 3 laga yang dijalani.
Di babak 16 besar, penampilan Italia tentunya akan lebih ramai disorot. Sebab, mereka berstatus juara bertahan Euro sehingga akan ada lebih banyak tekanan untuk bisa mendulang hasil manis dan melangkah jauh.
Pemain Timnas Italia, Alessandro Buongiorno memastikan timnya mempersiapkan diri dengan baik. Mereka takkan memandang sebelah mata Swiss dan bahkan mewaspadai betul ancaman yang bisa diberikan lawan.
Dari tiga pertandingan pertama Euro 2024 yang dijalani kedua negara, Swiss hampir tak beda dengan Italia, karena dari aspek penguasaan bola, akurasi umpan, jelajah lapangan, penciptaan peluang dan frekuensi serangan, keduanya hanya beda-beda tipis.
Tapi dalam urusan peluang dan gol, Swiss lebih baik.
Sama-sama sudah kebobolan tiga gol, Swiss dan Italia masing-masing telah mencetak 5 dan 3 gol.
Itulah salah satu aspek yang membuat Swiss tak bisa dikesampingkan oleh Italia, walau dari 61 pertemuan terdahulu, yang lima di antaranya terjadi dalam Piala Dunia dan Piala Eropa, Swiss hanya bisa mengalahkan Italia enam kali dan terakhir mereka lakukan pada 1993.
Imbang dengan Jerman
Swiss tampil meyakinkan walau memiliki sejumlah kekurangan. Mereka mengalahkan Hungaria 2-1 dalam pertandingan pertama Grup A, imbang dengan Skotlandia 1-1dan juga dengan Jerman 1-1.
Perjalanan Italia ke babak 16 besar tak lebih meyakinkan dari Swiss. Sang juara bertahan menang susah payah 2-1 dari Albania dalam pertandingan pertama Grup B, dihabisi Spanyol 1-0, dan hampir kalah melawan Kroasia kalau tidak berkat gol Mattia Zaccagni beberapa detik sebelum laga berakhir.
Namun yang menarik dari Azzurri adalah konsisten mereka dalam merangkul sepak bola menyerang, yang sebenarnya bukan filosofi mereka.
Spalletti yang tahun lalu sukses membawa Napoli menjuarai Serie A Italia berada di belakang revolusi ini.
Spalletti yang menggantikan Roberto Mancini menjadi pelatih Italia, dipastikan akan kembali menurunkan formasi menyerang dengan pemain-pemain yang menekankan penguasaan bola.
Spalletti mungkin tak berhasil mengulangi sukses Mancini tiga tahun lalu, tapi dia bisa menjadi pelatih yang membuat Italia stabil berkualitas tinggi, tak seperti era Mancini yang turun naik dari juara Eropa tapi setahun kemudian gagal masuk Piala Dunia 2022.
Melihat hasil pertandingan di babak penyisihan, duel antara Italia dan Swiss dipastikan bakal berlangsung sengit dan sama-sama punya peluang memenangkan pertandingan. (ded)