Jakarta, Pelanginews
Memasuki minggu kedua Desember, penyerapan anggaran di Dinas Tata Air DKI Jakarta, saat ini baru mencapai sekitar 46 persen dari total anggaran sebesar Rp 2,4 triliun. Ditargetkan pada akhir tahun nanti atau saat penutupan anggaran, penyerapannya maksimal 80 persen
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan mengatakan, penyerapan anggaran saat ini baru 46 persen. Karena semua proyek yang ada sedang dalam proses penagihan. Secara fisik di lapangan, rata-rata pekerjaannya sudah mencapai 70 persen lebih. Hanya saja memang banyak kontraktor belum melakukan penagihan.
“Target penyerapan anggaran kita tidak muluk-muluk, maksimal lebih dari 80 persen dari total anggaran Rp 2,4 triliun. Saat ini pencapaiannya baru sekitar 46 persen,” kata Teguh, Jumat (9/12).
Menurutnya, adanya keterlambatan dalam proses lelang tidak mengganggu semua pekerjaan. Sementara, proyek yang gagal lelang hanya terjadi pada pengadaan trafo listrik untuk pompa di kawasan Jelambar, Wijaya Kusama dan Perumnas Cengkareng. Nilai proyek mencapai sekitar Rp 6 miliar. Proyek gagal lantaran tidak adanya pemenang lelang.
Adapun anggaran terbesar dalam APBD tahun 2016 ini adalah untuk pengadaan lahan. Dari APBD murni nilainya mencapai Rp 660 miliar ditambah dari APBD Perubahan sebesar Rp 241 miliar. Anggaran ini dibelanjakan untuk pembebasan lahan guna pembangunan waduk, situ, embung dan normalisasi kali. Saat ini pengadaan lahan sudah mencapai 98 persen yang didominasi untuk pembangunan waduk.(bj/amb)