Medan, Pelanginews
Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor (Polres) Tapanuli Utara (Taput) Aiptu Walpon Baringbing menyebut sebanyak sembilan orang meninggal dunia akibat bencana alam yang melanda wilayah itu.
“Akibat dari peristiwa bencana alam yang terjadi, korban meninggal dunia yang telah ditemukan menjadi sembilan orang,” ujar Aiptu Walpon di Tapanuli Utara, Kamis dipansir dari Antara.
Ia mengatakan sembilan orang yang meninggal dunia merupakan tujuh orang warga Kecamatan Adiankoting dan dua orang warga Kecamatan Parmonangan
Aipu Walpon mengatakan upaya evakuasi dan pencarian terus dilakukan yang melibatkan ratusan personil dari Brimob dan Dir Sabhara Polda Sumut, Kodam I BB , Kodim 0210 /TU, Polres Taput, BPBD Pemkab Taput, dan Basarnas.
Ia menjelaskan tim gabungan melakukan evakuasi berusaha membersihkan longsoran yang menimpa badan jalan untuk bisa menempuh jalur yang terisolir.
“Saat ini, jumlah korban hilang di Kecamatan Adiankoting masih ada 17 orang, sementara orang hilang di Kecamatan Parmonangan masih ada 10 orang,” ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara sebelumnya mendata sebanyak 47 orang meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi melanda 13 daerah tingkat kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) dalam beberapa hari terakhir
“Hingga hari ini total ditemukan ada 123 korban, di antaranya 47 korban meninggal dunia,” ujar Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Hendro Nugroho mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi pada sejumlah wilayah di Sumut beberapa hari terakhir sebagai dampak Siklon Tropis Senyar.
Siklon Tropis Senyar tersebut merupakan Bibit Siklon Tropis 95B yang berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka.
“Dampaknya dalam satu minggu terakhir, wilayah Sumatera Utara dilanda hujan setiap hari,” katanya.
Siklon Tropis Senyar ini memberikan dampak peningkatan intensitas dan memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga ekstrem, gelombang tinggi, dan angin kencang di wilayah Sumut.
“Dengan kelembapan udara terpantau sangat tinggi, sehingga udara cukup basah semakin mendukung potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah Sumatera Utara,” tutur Hendro. (amb)







