Jakarta, Pelanginews
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berharap Festival Ekonomi Sirkular (FES) menjadi momentum untuk membangkitkan sektor itu agar persoalan sampah secara perlahan tapi pasti bisa diatasi.
“Konsep ekonomi sirkular ini akan diadopsi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Daerah Khusus Jakarta,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Rabu.
Menurut Asep, DLH DKI Jakarta pada tahun ini menggelar FES yang kedua kalinya dan diharapkan dengan festival tersebut dapat menjadi momentum penting dalam mempromosikan dan mengimplementasikan ekonomi sirkular di Jakarta.
Asep mengatakan bahwa festival ini tidak hanya menjadi ajang edukasi dan pameran, tetapi juga platform untuk membangun jaringan dan kolaborasi berbagai pihak yang terlibat dalam ekonomi sirkular.
Ia menjelaskan, rencana aksi nasional ekonomi sirkular 2025-2045 dari Bappenas menyatakan bahwa ekonomi sirkular merupakan konsep penting dalam tatanan kebijakan nasional untuk mengurangi limbah, mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan menciptakan nilai tambah dalam setiap tahap siklus hidup produk.
“Penerapan ekonomi sirkular di Indonesia diarahkan untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, melalui inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, industri dan masyarakat,” katanya.
Asep mengungkapkan bahwa di tahun kedua ini, cakupan informasi dan pengaruh ekonomi sirkular telah meluas ke seluruh segmen masyarakat, tidak hanya kepada praktisi lingkungan tetapi juga kepada industri hotel, restoran, pasar, apartemen, hingga generasi muda.
“Kami ingin memastikan bahwa ekonomi sirkular bukan hanya menjadi konsep di kalangan terbatas, tetapi juga dipahami dan diadopsi oleh seluruh masyarakat Jakarta,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan mendorong para pelaku usaha di Jakarta untuk mengarah pada model ekonomi yang lebih berkelanjutan dan sirkular.
“Kami siap memfasilitasi para pelaku usaha jika ingin beralih ke model ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan. Ini sesuai dengan peta jalan dan rencana aksi nasional ekonomi sirkular di Indonesia, yakni Jakarta bertekad berperan sebagai pionir,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan adanya ekonomi sirkular ini diharapkan persoalan sampah di Jakarta bisa berkurang, karena upaya pengurangan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, terus dilakukan dengan berbagai cara.
Saat ini, sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang per hari lebih dari tujuh ribu ton dan pada 2024 diharapkan bisa berkurang 28 persen.
Festival tersebut berlangsung pada 17 dan 18 Juli 2024 di Taman Menteng, Jakarta Pusat, yang diisi oleh berbagai elemen dalam ekosistem ekonomi sirkular.
Mereka adalah para pegiat Biokonversi Maggot BSF, Bank Sampah, kompos, ekoenzim, UMKM hijau, kelompok tani perkotaan, perusahaan rintisan pengelolaan sampah, pemasok kebutuhan industri atau pasar, hingga lembaga keuangan. (lm)