Jakarta, Pelanginews
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta terus melakukan pembangunan waduk, situ, embung dan empang di tahun 2024 sebagai upaya penanggulangan banjir di Jakarta.
“Ya di tahun 2024 itu polder itu ada di Cilincing, di Kali Sepatan Cilincing, terus ada di sekitaran Taman Ratu, semua terus berjalan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum di Bogor, Jawa Barat, Kamis seperti dilansir Antara.
Selain polder di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Kali Sepatan Cilincing, juga di lokasi Ikatan Koperasi Pegawai Negeri (IKPN) Bintaro dan meneruskan polder di Jakarta Garden City (JGC), Cakung dan lain sebagainya.
“Kalau yang di Kemang beroperasi InsyaAllah Juli sampai Agustus lah, Kemang beroperasi, terus Waduk Rawa Malang sekitar Juli sudah beroperasi, terus Tanjung Barat kemarin sudah tembus juga,” kata Ika
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan ada beberapa konsep untuk penanggulangan banjir di Jakarta. Salah satunya membangun embung (waduk kecil).
Berdasarkan data Dinas SDA DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI berencana membangun 12 waduk, situ, embung dan empang di tahun 2024.
Delapan dari 12 perencanaan itu merupakan lanjutan dari pembangunan di tahun-tahun sebelumnya.
Adapun rinciannya, yakni Waduk Kampung Rawa Malang, Waduk Marunda (lanjutan), Waduk Kali Cipinang Kelurahan Dukuh (lanjutan), embung di Jalan Penganten Ali 3 (lanjutan) dan embung di Jalan H Dogol (lanjutan).
Waduk Komplek Puspalad, Cakung Barat (lanjutan), embung Jalan Mesjid 3 (Embung Bau Bangkong), Cipayung (lanjutan) dan RTH Kampung Dukuh, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati (lanjutan)
Lalu, Embung Pekayon, Pasar Rebo (lanjutan), Waduk Jalan Kaja II, Embung Pemuda dan Embung SD 01 Pesanggrahan. Hingga kini sebanyak 147 waduk, situ, embung dan empang telah terbangun di wilayah DKI Jakarta.
Selain itu, Dinas SDA DKI Jakarta juga menerapkan enam inovasi pengendali banjir yang di tempatkan pada lokasi-lokasi langganan banjir setiap kali hujan deras. Inovasi ini akan diimplementasikan dan diteruskan untuk meminimalkan dampak curah hujan yang tinggi.
Enam inovasi pengendalian banjir, yakni pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti waduk atau embung, penguatan tanggul kali, pembangunan sistem polder atau pompa, penyiagaan dan pengecekan berkala rumah pompa, pintu air hingga alat berat.
Selanjutnya penyiagaan satuan tugas (satgas) di lapangan dan peningkatan kapasitas drainase kawasan. (lm)