Medan, Pelanginews
Provinsi Daerah Khusus Jakarta masih berada di puncak klasemen sementara perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 per Rabu, pukul 09.15 WIB.
Jakarta kini mengoleksi 135 medali emas, 114 perak, dan 108 perunggu. Mereka berjarak tiga medali emas dengan peringkat kedua Jawa Barat yang mengumpulkan 132 emas, 124 perak, dan 122 perunggu.
Perolehan Jawa Barat ditempel oleh Jawa Timur di tempat ketiga dengan 105 medali emas, 109 perak, dan 111 perunggu. Adapun tuan rumah Sumatera Utara dan Aceh menduduki peringkat keempat dan kelima.
Sumatera Utara mendulang 65 medali emas, 35 perak, dan 78 perunggu, sedangkan Aceh meraup 52 emas, 39 perak, dan 46 perunggu.
Sementara itu, sebanyak tujuh provinsi masih belum memperoleh medali emas, yakni Maluku, Papua Selatan, Sulawesi Barat, Bengkulu, Papua Barat Daya, Maluku Utara, dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sepanjang Selasa (17/9), Jakarta menambah pundi-pundi medali emas melalui sejumlah cabang olahraga. Dua medali emas disumbangkan tim bola tangan putra dan putri.
Pada cabang tenis meja nomor ganda putri pasangan kakak beradik, Rina Sintya dan Mira Fitria, turut menyumbang emas DKI Jakarta.
Jakarta juga meraih medali emas melalui cabang karate nomor kata beregu putri yang diperkuat Emilia Sri Hanandyta, Dian Monica Nababan, dan Beatrix Helena Pangemenan.
Karateka Jakarta Dewi Nur Wijayanti juga berhasil meraih emas pada kategori Kumite Perorangan +68 kg putri. Selanjutnya Angga Aprillian juga meraih emas di nomor Kumite Perorangan -67 kg putra. Kemudian nomor Kumite Perorangan -75 kg putra lewat Muhammad Miguel Lionel Putro.
Teuku Rifat Harsya juga sukses meraih dua medali emas equstrian dari kelas beregu U-21 untuk nomor dressage (tunggang serasi) dan nomor jumping (lompat rintangan).
Perenang Jakarta Joe Aditya Wijaya Kurniawan juga menyumbangkan emas melalui renang nomor 200 meter gaya bebas putra.
Jawa Barat
Sementara itu Jawa Barat menambah perolehan medali emas, di antaranya melalui dayung perahu naga nomor tanding (TBR) 22 crew mix 1.000 meter.
Lifter Jawa Barat Tika Rulini juga menyumbang medali emas melalui angkat berat kelas 63 kilogram putri.
Atlet Sedilta Pilon Nubatonis juga berhasil menyumbang medali emas untuk Jawa Barat melalui cabang Triathlon untuk nomor Sprint Distance Duathlon Putra.
Pelari Pandu Sukarya juga menyumbang emas nomor 3.000 meter halang rintang (steeplechase) putra untuk tim atletik Jawa Barat (Jabar).
Perenang Muhammad Dwiky Raharjo juga sukses meraih medali emas pada nomor 100 meter gaya dada untuk Jawa Barat.
Kemudian Jawa Barat juga berhasil menambah emas cabang olahraga soft tenis nomor beregu putra melalui Tio Juliandi dan pasangan Fernando Sanger/Andre Wisnu Adi.
Sementara itu Jawa Timur mendulang emas antara lain melalui cabang boling melalui nomor pertandingan tim-4 (team of four) Putri yang diperkuat diperkuat Sharon Limansantoso, Puttu Insavilla Armein, Shinta Ceysaria Yunita, dan Tannya Roumimper.
Pasangan Affan Mauludana Pratama dan Ficky Supit Santoso juga sukses menyumbang medali emas di cabang tenis meja nomor ganda putra.
Kemudian Pelari Mila Karmila juga sukses menyabet emas nomor 3.000 meter halang rintang (steeplechase) putri untuk tim atletik.
Perenang Jawa Timur Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi juga turut menyumbangkan emas cabang renang pada nomor 200 meter gaya bebas putri.
Tercipta rekor
Sejumlah rekor juga tercipta sepanjang Selasa. Perenang Jakarta Joe Aditya Wijaya Kurniawan mengukir sejarah sebagai pemecah rekor nasional (rekornas) 200 meter gaya bebas putra dengan catatan waktu 1 menit 50,35 detik.
Waktu tersebut memecahkan rekor nasional 200 meter gaya bebas putra yang dipegang Triady Fauzi Sidiq sejak SEA Games 2013 Naypyidaw, Myanmar dengan 1 menit 50,46 detik. Joe juga mempertajam rekor PON yang ia ciptakan di PON 2021 Papua dengan 1 menit 51,05 detik.
Masih dalam cabang renang, perenang Bali Pande Made Iron Digjaya tampil mengesankan dengan menjadi yang tercepat di sektor putra yakni 2 menit 16,76 detik.
Hasil tersebut menggeser Gagarin Nathaniel Yus sebagai pemegang rekor PON saat tampil di PON 2021 Papua dengan 2 menit 17,81 detik.
Perenang Jakarta Flairene Candrea Wonomiharjo juga memecahkan rekor Pekan Olahraga Nasional nomor 50 meter gaya punggung putri.
Atlet 19 tahun itu menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 29,37 detik. Catatan waktu tersebut memecahkan rekor PON yang bertahan selama delapan tahun yang dipegang Sofie Kemala Fatiha dengan 29,47 di PON 2016 Jawa Barat.
Kemudian pelari Nella Agustin asal Sumatera Utara memecahkan dua rekor sekaligus dari nomor 400 meter gawang putri.
Nella berhasil mencatatkan waktu 58,3 detik, sekaligus memecahkan dua rekor yaitu rekor nasional dan rekor PON.
Rekor nasional sebelumnya diciptakan oleh Viera Hetari dari Maluku dengan catatan waktu 59,64 detik pada 2011.
Sementara rekor PON sebelumnya atas nama Maryati dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tercipta pada PON 2012 di Riau dengan waktu 60,31 detik.
Kemudian atlet Daerah Istimewa Aceh Dedi Yusuf berhasil memecahkan rekor PON dalam cabang olahraga atletik nomor lontar martil putra.
Dedi mencatatkan lemparan sejauh 55, 27 meter, sementara rekor PON tercatat oleh atlet Sumbar Rafika Putra pada PON 2021 di Papua sejauh 55,05 meter.
Evaluasi PON 2024
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan terhadap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi terkait dengan kendala seputar keterlambatan dalam pembangunan atau renovasi venue olahraga. Salah satu isu yang sempat menjadi sorotan adalah venue bola voli indoor yang sebelumnya viral dengan narasi bahwa pembangunannya belum selesai.
“Semua yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pemerintah selalu dievaluasi, kalau ada koreksi ya dikoreksi untuk perbaikan-perbaikan ke depan,” ujarnya seusai meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center di Menara Danareksa, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (17/9)
Menanggapi pertanyaan tentang evaluasi terhadap Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jokowi menyatakan bahwa semua kegiatan pemerintah, termasuk event besar seperti PON, akan selalu dievaluasi.
Menurut Presiden, evaluasi ini penting untuk mengidentifikasi dan memperbaiki berbagai aspek dari acara, termasuk venue, konsumsi, dan akomodasi.
Jokowi menegaskan bahwa koreksi dan perbaikan adalah bagian dari proses untuk memastikan penyelenggaraan yang lebih baik di masa depan.
“Saya kira dalam event besar pasti ada koreksi, pasti ada perbaikan, pasti. Baik masalah venue, masalah konsumsi, baik akomodasi semua pasti ada yang perlu kita perbaiki,” katanya. (Ant/ded)