Hong Kong, Pelanginews
Menteri BUMN Rini Soemarno menghadiri sosialisasi mengenai Undang-Undang Amnesti Pajak atau tax amnesty dalam “Indonesia Bussiness Outlook” di Hong Kong, Senin.
Sosialisasi diisi pula dengan talk show yang menampilkan narasumber Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Suryo Utomo dan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan, dihadiri sekitar 150 pengusaha Indonesia yang berada Guangzhou (Tiongkok), Hong Kong dan Makau.
Pemerintah menargetkan dana repatriasi amnesti pajak Rp1.000 triliun, deklarasi Rp4.000 triliun, dan uang tebusan Rp165 triliun. Badan usaha milik negara (BUMN) siap menampung dana-dana repatriasi yang masuk melalui kebijakan pengampunan pajak atau Tax Amnesty.
Bahkan, BUMN menyediakan ruang untuk menampung dana tersebut cukup besar, hingga Rp300 triliun.
Ditemui Antara, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, menawarkan penempatan dana repatriasi di instrumen-instrumen yang dikelola BUMN, untuk periode pertama pelaksanaan Tax Amnesty, yakni Juni hingga September yakni berupa deposito, obligasi, dan investasi sektor riil.
“Kami berharap bisa menyerap, tergantung masuknya ya. Tetapi kami target sampai Rp200 triliun-Rp300 triliun untuk semua instrumen,” kata Rini.
Rini juga mengungkapkan, sebanyak 25 BUMN sudah menyatakan siap menjadi penampung dana-dana tersebut. Selain empat bank pelat merah, ada juga manajer investasi, yaitu Bahana, Dhanareksa, Mandiri Sekuritas, dan BNI Sekuritas. Tak hanya itu, ada juga proyek-proyek BUMN yang disiapkan, baik proyek baru maupun yang telah rampung dibangun.
“Prioritas kami, dana repatriasi akan digunakan untuk mendukung pembangunan infrastruktur, mengingat sektor tersebut sangat dibutuhkan saat ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Selain itu, dana repatriasi juga akan digunakan untuk sektor lain seperti hortikultural, pertanian secara umum. “Kami BUMN sudah mendata, meng-inventaris sektor apa saja yang akan didanai antara lain melalui pelaksanaan pengampunan pajak ini,” ungkap Rini.
Seperti diketahui, bank-bank BUMN seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, menjadi perusahaan yang akan menampung dana repatriasi paling besar dibandingkan bank-bank yang menjadi persepsi lainnya.
Sosialisasi dihadiri pula Direktur Utama BNI 1946 Ahmad Baiquni, Direktur Utama Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, Direktur BTN Maryono, dan Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad. (ant/amb)