Kabupaten Bekasi, Pelanginews
Pemerintah Kabupaten Bekasi mendukung inovasi program Ketahanan Pangan Nasional dari TNI Angkatan Darat yang bersinergi dengan Kementerian Pertanian dalam mengolah dan mengembangkan lahan pertanian untuk memperkuat ketersediaan pangan dan pengendalian inflasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Plh. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Iyan Priyatna, saat menghadiri acara Panen Bersama Komoditas Bawang Merah di lahan Urban Farming Korem 051/WKT Kodam Jaya, Desa Wanajaya Kecamatan Cibitung, pada Selasa (11/06/2024).
Acara panen raya tersebut dihadiri Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dan Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.
“Pemerintah Kabupaten Bekasi menyambut baik inovasi TNI AD dan Kementan dalam mengembangkan lahan pertanian di daerah kami, yang diharapkan bisa berkontribusi menekan angka inflasi,” kata Iyan Priyatna.
Menurutnya, selain berkontribusi untuk perekonomian petani di Kabupaten Bekasi, upaya panen raya ini efektif untuk mendorong peningkatan produksi bawang merah serta menjaga stabilitas harga. Mengingat harga bawang merah di pasaran kerap menghadapi fluktuasi dan mempengaruhi angka inflasi di Kabupaten Bekasi.
Kendati demikian, berdasarkan Rapat Koordinasi Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Iyan Priyatna mengatakan bahwa angka inflasi di Kabupaten Bekasi relatif terkendali.
“Sejauh ini inflasi daerah aman terkendali, selain itu Pemkab Bekasi terus berupaya mendorong dan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan komoditas pangan yang akan menjadi unggulan,” terangnya.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menuturkan, gebrakan yang dilakukan oleh TNI AD dalam mengembangkan sektor pertanian patut diapresiasi. Memanfaaatkan lahan-lahan yang kurang produktif, menjadi kawasan urban farming khususnya komoditas bawang merah, dinilai efektif dalam membangun dan memperkuat ketahanan pangan serta membantu mengendalikan inflasi di tengah ancaman perubahan iklim dan krisis pangan.
Mentan mengatakan, diperlukan peran serta seluruh pihak untuk menghadapi krisis pangan dunia terutama yang mengancam Indonesia. Ia juga mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian secara masif dan produktif serta menyediakan dukungan off taker-nya.
“Karena tidak ada pangan, tidak ada negara dan peradaban. Mati hidupnya negara, pertama ditentukan oleh pertanian. Jadi ini sangat vital, kalau pertanian bermasalah,” tegasnya.
Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Kementan atas perhatiannya yang besar sehingga mampu membuka lahan tidur menjadi kawasan urban farming, khususnya komoditas bawang merah.
TNI pun terus mendukung keberhasilan program pemerintah dalam mencetak sawah skala besar dan mengoptimalisasi lahan sehingga penanaman yang sekali setahun menjadi 2 sampai 3 kali setahun.
“Membangun urban farming untuk penguatan ketersediaan pangan ini harus dilakukan efektif. Ternyata di bawah jembatan dan sepanjang jalan tol masih ada lahan tidur ribuan meter bahkan berhektar-hektar. Dipastikan harus memberikan manfaat bagi masyarakat dan menambah penyediaan pangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan, bawang merah memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menjadi salah satu penyumbang inflasi di Indonesia. Karenanya, peningkatan produksi bawang merah menjadi salah satu fokus utama pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Tentunya ini bersama masyarakat dan petani. Kita tahu bahwa bawang merah ini juga bisa menjadi penyumbang inflasi, dengan adanya panen ini akan menekan dan saya mengapresiasi,” kata Bey.
Menurut Bey, Pemda Provinsi Jabar terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas bawang merah. Selain bawang merah, Bey mendorong produksi padi lebih dimasifkan hingga dapat menyejahterakan masyarakat. (***/lm)