Jakarta, Pelanginews
Lifter putri asal DKI Jakarta, Siti Zahra bersama enam lifter nasional lainnya bertolak ke Jinju, Korea Selatan untuk mengikuti Kejuaraan Asia Angkat Besi 2023. Ketujuh lifter (5 putri dan 2 putra) dilepas Ketua Umum PB Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI), Djoko Pramono di markas Pelatnas Angkat Besi Jl Kwini II Jakarta Pusat, Minggu (30/4).
Hadir pula pada acara pelepasan tersebut Ketua Pengprov PABSI DKI Jakarta Emy NM dan Ketua Umum KONI DKI Jakarta yang diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Monev, Markon Piliang.
Pada Kejuaraan Asia Angkat Besi 2023 yang akan berlangsung 3 – 13 Mei 2023 tersebut Siti Zahra akan turun di kelas 55 kg putri. Enam lifter lainnya, Siti Nafisatul Harirah (Pelatnas/Jawa Tengah) akan turun di kelas 45 kg, Windy Cantika Aisyah (Pelatnas/Jawa Barat) 49 kg, Natasya beteyob (Pelatnas/Papua) 59 kg, Nelly (Pelatnas/Kalimatan Timur) 49 kg, serta dua lifter putra Satrio Adi Nugroho (Pelatnas/Jawa Barat) 55 kg, dan Ricko Saputra (Pelatnas/Papua) 61 kg.
Siti Zahra, lifter putri DKI Jakarta yang merupakan satu-satunya atlet non Pelatnas didampingi pelatih angkat besi PPOP Ragunan Samuel Handy Latuperissa. Sementara enam atlet Pelatnas didampingi dua pelatih, Dirdja Wiharja dan Jajang Supriatna.
Ketua Umum PB PABSI Djoko Pramono menegaskan, seluruh atlet yang turun di Kejuaraan Asia 2023 di Jinju, Korea harus menjunjung tinggi semangat patriotic olahraga. Pasalnya, dari manapun asal atlet kalau sudah keluar negeri bicaranya harus atas nama Merah Putih.
“Gelorakan semangat juara. Tidak ada yang tidak mungkin karena kalian sudah ditempa dalam latihan. Tanamkan dalam diri setiap lifter bahwa kalian membawa nama Indonesia, bukan membawa nama daerah. Oleh karena itu semangat Merah Putih harus dijunjung tinggi,” kata Djoko Pramono.
Apalagi, kata Djoko Pramono, Kejuaraan Asia Angkat Besi 2023 ini masuk dalam penghitungan nilai Olimpiade Prancis. Karenanya semua atlet harus bersungguh-sungguh.
“Tanamkan keyakinan dalam diri kalian masing-masing bahwa kalian bisa. Angkat besi Indonesia sudah bicara banyak di kancah dunia, dan itu harus menjadi pelecut semangat untuk tampil maksimal. Kalau ada yang menang, saya pesankan agar tidak melakukan eforia yang berlebihan. Karena nanti bisa kena disk,” pungkas Djoko Pramono.(lm)