Jakarta, Pelanginews
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan hujan abu terus terjadi di sisi timur, tenggara dan juga selatan Gunung Sinabung di Sumatera Utara sehingga melumpuhkan sektor pertanian.
“Material erupsi dari Gunung Sinabung telah melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat. Sektor pertanian dan perkebunan adalah sektor yang paling terpukul akibat erupsi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, lahan pertanian dan perkebunan seluas 46.935 hektar rusak berat.
Kerusakan terbesar terjadi pada tanaman cabai 1.701 hektare dan buah jeruk 1.177 hektare yang merupakan tanaman paling banyak ditanam petani di Gunung Sinabung.
“Kondisi ini menyebabkan petani gagal panen dan tanaman hancur,” katanya.
Untuk itu, kata dia, perlu percepatan dalam penanganan dan pemulihan erupsi Gunung Sinabung.
“Dukungan semua pihak diperlukan untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Sinabung,” katanya.
Dia menambahkan, pada Minggu 28/6 terjadi 116 kali guguran, 14 kali gempa hybrid, tremor menerus, dan tiga kali luncuran awan panas.
“Semua parameter kegunungapian, baik visual maupun seismisitas dari Gunung Sinabung masih sangat tinggi,” katanya.
Jumlah pengungsi saat ini 10.645 jiwa. Tercatat ada 780 lansia, 76 ibu hamil, 220 bayi, dan 747 balita.(ant/lm)