Tanjungpinang, Pelanginews
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang, Riany meluruskan beredarnya kabar ditingkat penjual dan pembeli ayam potong, yang menyebutkan bahwa kenaikan harga ayam potong disebabkan oleh adanya ekspor ayam ke Singapura.
“Itu tidak benar, kenaikan ayam broiler bukan karena adanya ekspor ke Singapura,” kata Riany dilansir tanjungpinangkota (26/5/2023)
Menurutnya, kenaikan ini terjadi karena ketersediaan ayam potong sekarang ini mengalami kekurangan akibat permintaan terlalu banyak pada lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah lalu.
“Kala itu, ayam yang masih muda sudah dijual oleh peternak karena banyak permintaan. Seharusnya ayam yang muda itu untuk persediaan pasca lebaran, namun karena sudah banyak terjual sehingga persediaan sekarang kurang maka harga menjadi naik,” terangnya.
Ia menambahkan, kenaikan harga ayam potong saat ini sekitar Rp 2 ribu per kilogram. Sebelumnya dijual Rp 38 ribu per kilogram, sekarang dijual Rp 40 ribu per kilogram.
Namun demikian, Riany memberi alternatif selain ayam potong segar, masyarakat juga bisa menikmati ayam beku yang dijual dengan harga terjangkau di pasar Tanjungpinang.
“Ayam beku juga bisa jadi alternatif apabila harga sekarang Rp.40 ribu perkilo dianggap memberatkan,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kabid Stabilisasi Harga Disdagin, M. Endy Febri. Ia menyebutkan, adanya ekspor ayam ke Singapura oleh salah satu pihak terkait di Bintan sebanyak sebanyak 23.040 ekor itu sangat tidak berpengaruh dengan kenaikan harga ayam saat ini.
Menurutnya pihak distributor ayam mengatakan, kenaikan harga ayam karena persediaan saat ini sangat kurang akibat ayam muda sudah banyak dijual pada lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah lalu.
“Tapi harga ini akan kembali normal tak lama lagi. Karena masa panen ayam baru sekirar 40 hari,” ujarnya.(bbs)