Berlin, Pelanginews
Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengaku bahwa dirinya sudah berupaya sekuat tenaga untuk mencegah konflik di Ukraina.
“Saya sudah mengerahkan semua kemampuan saya untuk mencegah situasi ini,” kata Merkel dalam wawancara dengan media Jerman Die Zeit dilansir dari Antara (30/4/2023)
“Fakta bahwa saya gagal tidaklah berarti hal itu salah untuk dicoba,” katanya, seraya menambahkan bahwa diplomasi adalah “keharusan”.
Kendati demikian, Merkel berulang kali membela kebijakannya terhadap Rusia.
Ia menilai bahwa berbagai cara yang dilakukan untuk mengatasi konflik di Ukraina, usai peristiwa di Krimea pada 2014 silam sebagai bagian dari Perjanjian Minsk, sudahlah tepat.
“Saya mendukung berbagai upaya diplomatik itu,” kata mantan pemimpin Jerman itu.
Ia menambahkan bahwa dirinya “sangat khawatir” dengan Ukraina.
Ia mengaku sangat kecewa saat mengetahui ada segelintir pihak yang tidak tertarik dalam upaya diplomatik tersebut.
Menurut Merkel, di Dewan Eropa, Jerman dan Prancis telah menempuh berbagai cara untuk mengatasi konflik di Ukraina.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya banyak berbincang dengan mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko dan presiden saat ini, Vladimir Zelenskyy.
“Presiden Zelenskyy bersikap sangat kritis terhadap Perjanjian Minsk. Ia sudah menyatakan hal tersebut selama masa kampanye pemilihannya dan menegaskan bahwa perjanjian tersebut tidak layak.”
Merkel mengatakan bahwa menurut para pemimpin politik Ukraina, perjanjian itu pada dasarnya tidak didukung rakyat Ukraina dan secara politik sangat sulit diimplementasikan.
Dalam wawancara dengan media yang sama pada 7 Desember tahun lalu, Merkel juga sempat menyatakan bahwa Perjanjian Minsk 2014 adalah upaya memberikan waktu kepada Ukraina.
Ia berkata bahwa “semua orang paham betul” bahwa konflik itu telah membeku dan akar masalahnya belum terselesaikan.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian menanggapi Merkel dengan mengatakan bahwa pernyataan eks kanselir itu mengecewakan dan sama sekali tidak terduga. (lm)