Batam, Pelanginews
Empat dari seribu orang perempuan di Provinsi Kepulauan Riau yang memeriksakan kesehatannya terdeteksi menderita kanker serviks, kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana di Batam, Selasa.
Tjetjep mengatakan angka penderita kanker mulut rahim di Kepri memang relatif kecil dibanding daerah lain di Indonesia. Namun, kebanyakan perempuan yang terdeteksi langsung berada dalam stadium tiga dan empat.
“Dia sudah stadium tiga dan empat,” kata Kepala Dinas.
Menurut Kepala Dinas, bila kanker sudah memasuki stadium tiga hingga empat, maka sulit disembuhkan. “Sudah masuk stadium itu tidak ada harapan,” kata dia.
Pemerintah pusat menganggarkan pemeriksaan kanker mulut rahim kepada sekitar 600 perempuan di Kepri, sebagai bagian dari program Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang dipimpin istri Presiden Joko Widodo, Iriana Jokowi pada 2015.
Kepala Dinas mengatakan angka itu sangat kecil, sehingga Pemprov Kepri memutuskan menambah jumlah bantuan pemeriksaan kanker serviks gratis, hingga 10 kali lipat dari yang dialokasikan pemerintah pusat.
“Pemprov Kepri pada 2015 ini menganggarkan untuk sekitar 6.000 orang perempuan. Kalau hanya 600 orang, dalam beberapa pemeriksaan saja sudah selesai, karena sekali pemeriksaan, bisa 100 orang perempuan,” kata dia.
Pemeriksaan kanker serviks oleh pemerintah menggunakan metode Inspeksi Visual menggunakan Asam Asetat (IVA test).
IVA test dinilai lebih baik ketimbang pap smear, karena test dapat dilakukan di fasilitas kesehatan sederhana seperti Puskesmas.
“Bukan papsmear, tapi hasilnya sama dengan pap smear,” kata Tjetjep.
Kepala Dinas mengatakan ia sedang mengupayakan agar seluruh puskesmas di Kepri nantinya mampu melaksanakan tes IVA.
Pemeriksaan kanker serviks sangat penting agar perempuan terhindar dari penyakit berbahaya itu. Semakin cepat kanker terdeteksi maka semakin baik.
Ia berharap dengan program pemeriksaan kanker serviks gratis itu, maka perempuan-perempuan Kepri akan rutin memeriksakan kesehatannya.
Sementara itu, data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks. Sekitar 8.000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.
Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut. (ant/dm)