Tapanuli Utara, Pelanginews
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Bonggas Pasaribu mengatakan, selain korban meninggal, luka, dan kebakaran kios, sejumlah rumah ibadah, ratusan rumah warga, tanah longsor hingga badan jalan yang ambrol dan rusak juga menjadi laporan terkini dampak gempa bumi yang melanda Taput.
“Soal kerusakan yang timbul akibat gempa bumi masih dalam pendataan. Namun, selain korban meninggal, luka, dan kebakaran kios, akibat gempa bumi, sejumlah rumah ibadah, ratusan rumah warga, tanah longsor hingga badan jalan yang ambrol dan rusak,” ungkap Bonggas kepada Antara, Sabtu (1/10).
Disebutkan, gedung HKBP Tarutung Kota di kota Tarutung, satu dari sekian rumah ibadah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi, juga lebih dari ratusan rumah warga mengalami rusak ringan dan berat.
“Sepanjang 50 hingga 60 meter badan jalan menuju kawasan wisata Salib Kasih juga tertutup material tanah longsor setinggi tiga meter,” terangnya.
Selain itu, seratusan meter badan jalan di Desa Simorangkir, Kecamatan Siatasbarita mengalami ambrol hingga kedalaman setengah meter, serta seratusan meter badan jalan di Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, juga mengalami kerusakan parah.
“Saat ini kita masih terus mendata kerusakan yang timbul akibat gempa bumi,” sebutnya.
Sementara itu, terkait tanah longsor di kawasan wisata Salib Kasih, pihak Pemkab tengah menurunkan alat berat untuk segera mengevakuasi material longsor.
Meninggal Dunia
Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Indra Sahat Hottua Simaremare mengungkapkan, berdasakan data sementara gempa bumi yang mengguncang Taput mengakibatkan satu orang meninggal dunia, sembilan orang luka, dan menimbulkan kebakaran atas 18 kios di Pasar Sarulla, hingga mengakibatkan sejumlah rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan.
“Meski masih dalam proses pendataan lengkap, hingga saat ini dilaporkan satu warga meninggal dunia, sembilan luka, 18 kios hangus terbakar, dan sejumlah rumah warga serta fasilitas umum mengalami kerusakan,” ujar Indra kepada Antara, Sabtu (1/10).
Dikatakan, tujuh korban luka sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Tarutung, sementara dua orang lainnya dirawat di Puskesmas.
“Setidaknya sejumlah rumah penduduk dan fasilitas umum juga mengalami rusak ringan dan berat,” terangnya.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Daryono mengungkapkan, wilayah Tapanuli Utara telah diguncang gempa tektonik yang memiliki parameter terkini hasil analisis 5,8 magnitudo yang memiliki dampak getaran dan dirasakan oleh semua penduduk Taput, Sabtu (1/10).
Dalam siaran resmi BMKG, gempa bumi terjadi pada pukul 02.28.41 WIB, Sabtu, 1 Oktober 2022, dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11° LU ; 98,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau ‘strike slip’,” urainya.
Gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk dan semua terkejut dan lari keluar), daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Singkil dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Hingga pukul 08.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 58 kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M5,1 dan magnitudo terkecil M2,5.
Disebutkan, sesuai hasil permodelan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami (antara/lm)