Jakarta, Pelanginews
Liverpool akan menjamu Manchester City dalam pekan ke-28 Liga Premier 2023-2024 di Stadion Anfield pada Minggu malam WIB (10/3/2024). Duel antara Liverpool dan Manchester City sangat menarik, kedua tim sama-sama punya kans untuk menjuari Liga Inggris 2023-2024. Selain itu kedua tim dibesut oleh pelatih berpengalaman, Liverpool dilatih oleh pelatih asal Jerman Juergen Klopp, sedangkan Manchester City dilatih Pep Guardiola.
Duel Liverpool dan Manchester City adalah pertemuan terakhir Jurgen Klopp dengan Gusrdiola, karena Klopp tidak lagi menjadi pelatih Liverpool musim tahun depan.
Manchester City dan Liverpool tercatat cuma terpaut satu poin setelah 27 pertandingan musim 2023-24, Liverpool di puncak klasemen dan dikuntit Manchester City di peringkat dua. Namun posisi puncak klasemen diambil alih Arsenal Sabtu malam setelah mengalahkan Brentford 2-1. Liverpool tergusur ke posisi ke dua dan Manchester City ke posisi ke tiga. Duel Manchester City dan Liverpool akan menentukan pemimpin klasemen Liga Inggris.
Jelang melawan Man City, Juergen Klopp sempat menyinggung mengenai persaingan dirinya dan Pep Guardiola di kompetisi Liga Inggris. “Saya tidak merasa ada persaingan. Saya mengerti Anda menyebutnya seperti itu, tetapi tak ada persaingan,” kata Klopp, dikutip dari laman resmi Liverpool. “Kami berdua cukup kompetitif, kami berdua ingin memenangi pertandingan, kami berdua diberkati karena memiliki pemain-pemain bagus di tim kami,” katanya.
Pelatih asal Jerman itu menyadari pertandingan menghadapi Man City merupakan laga besar bagi Manchester City. Kendati demikian, Klopp menolak menganggap duel Liverpool vs Manchester City di Stadion Anfield merupakan penentu perebutan gelar. Liverpool dan Man City memang tengah bersaing ketat di klasemen Liga Inggris 2023-2024. Arsenal memang berada di posisi pertama lewat catatan 28 poin. Namun, Liverpool dan Man City memiliki kans terbuka menggeser Arsenal di puncak klasemen Liga Inggris. Liverpool menduduki peringkat kedua dengan raihan 63 poin, sedangkan Man City menempati posisi ketiga via catatan 62 poin di klasemen Liga Inggris.
Klopp menilai tiga poin dari pertandingan ini akan sangat berarti untuk tim mana pun. Namun, siapa pun pemenangnya, menurut Klopp, belum saatnya merayakan seolah sudah juara.
“Penentu perburuan gelar juara? Saya tidak tahu siapa yang mulai membahasnya, ini masih sangat awal,” ujar Klopp
“Saya kira setelah hasil apa pun tidak ada yang seharusnya membuka botol sampanye, tapi ini tiga poin dan ini masif.”
“Mereka lawan yang sangat kuat jadi kami tidak sembunyi tapi kami tahu betapa sulitnya ini. Ini pertandingan besar dan kami sangat semangat bisa jadi bagian dari ini,” kata Klopp.
Menurut Jurgen Klopp laga antara Liverpool melawan Manchester City bukan hanya tentang duel bek tangguhnya Virgil van Dijk melawan top skor sementara dengan 18 gol Erling Haaland.
“Tidak mungkin mengatakan Virgil melawan Haaland,” kata Klopp
Klopp mengatakan bahwa duel Van Dijk melawan Haaland kemungkinan besar tidak terjadi karena striker asal Norwegia itu menurutnya striker yang pandai, yang tidak akan menempatkan dirinya hanya berduel dengan bek-bek tangguh.
Ia menilai Haaland pasti akan mencari ruang-ruang kosong untuk menghindari duel-duel intens dengan bek-bek tangguh Liverpool.
“Jika Anda melihat pergerakan Erling Haaland, luar biasa cerdas, menempatkan dirinya pada posisinya. Jadi dia tidak bertarung dengan satu bek, dia bertarung dengan bek berbeda di baris terakhir. Dia cukup pintar karena tidak selalu berada di dekat satu-satunya bek yang mungkin dia anggap sebagai yang terbaik atau bukan,” jelas Klopp.
Ketika Van Dijk mampu menggagalkan pergerakan Haaland, Klopp mengatakan bahwa laga tidak akan selesai dengan mudah begitu saja.
Karena jika Van Dijk hanya fokus pada Haaland, maka pemain-pemain City yang berbahaya lainnya seperti Phil Foden yang sedang on fire musim ini dengan 18 gol dan 10 assist dapat dengan mudah menciptakan peluang dengan memanfaatkan ruang kosong yang dibuat oleh Haaland.
“Sekali lagi, saya memahaminya, namun sepak bola tidak lagi berjalan seperti itu. Saya kira sebenarnya waktu untuk melakukan man-marking sudah habis, tapi sekarang muncul lagi,” katanya.
“Jika Virgil van Dijk mampu menggagalkan Haaland, maka Foden menembakkan bola dari jarak 30 yard di sudut jauh atau Kevin De Bruyne melakukan hal yang bertahan sama atau Rodri datang atau apa pun, atau Bernardo Silva yang melakukannya,” tambahnya.
“Jika Haaland tidak mencetak gol maka itu bagus, tapi mereka punya cukup pilihan lain untuk melakukan itu,” lanjutnya. (lm)